Senin, 25 Juli 2011

ordo Neuroptera

BAB I
PENDAHULUAN
            Chrysopidae (sayap jala), nama yang umum diberikan pada serangga ordo Neuroptera yang panjangnya antara 1 – 2,5 cm. Ordo Neuroptera ini meliputi sayap jala, undur – undur, lalat alder, lalat ular, dan lalat dobson. Serangga sayap jala hijau, bentuk dewasa berwarna hijau pucat. Keempat sayapnya tembus cahaya serta memantulkan warna pelangi dengan mata besar keemasan. Chrysopidae banyak ditemukan pada kahir musim panas sebagai serangga dewasa yang sering terbang di awah atap kemudian masuk ke dalam rumah untuk melakukan tidur musim dingin. Selesai tidur musim dingin serangga ini llu muncul untuk selanjutnya menempatkan telur yang bertangkai pada daun. Panjang tangkai empat kali panjang telur sehingga telur tersebut tampak sebagai bulatan-bulatan pucat di ujung tangkai. Larva merupakan karnovor aktif. Makanannya terutama kuku daun, dapat ditemukan pada gugus-gugus kutu-kutu daun  tersebut.
            Corydalidae berkerabat dengan lalat alder, sayap jala, dan undur-undur. Salah satu ciri yang paling menonjol pada serangga besar ini ialah adanya dimorfi seksual yang sangat menonjol. Jantan mudah dibedakan dari betina, oleh mandibula yang sangat panjang dan melengkung, melintang satu dengan yang lain, dan tampaknya sama panjang dengan bagian tubuh selebihnya.
            Raphidiidae, serangga darat yang berkerabat dangan lalat alder. Penampilan bentuk dewasa sangat menonjol, karena segen pertama pada dada menjulur panjang. Sehingga terbentuk suatu bagian tengkuk yang mencolok. Dengan ovipositor telurnya diselipkan ke dalaml relung-relung di balik kulit luar seperti pohon jarum.
            Myrmeleontidae (undur – undur), nama yang diberikan kepada larva kelompk serangga yang termasuk ordo Neuroptera dan berkerabat dengan Chrysopidae. Larva ini menggali liang berbentuk keucut dalam pasir atau tanah yang lunak untuk tempat bersembunyi. Semut dan serangga kecil yang jatuh ke dalam liang tersebut disergap sebelum berhasil lolos melalui tebing liang yang terdiri dari utir-butir lepas.



BAB II
ISI / PEMBAHASAN
II. 1     Ciri – ciri
1)      Sebagian anggotanya hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar. Jarang sekali hewan ini yang hidup di dalam air laut.
2)      Tubuhnya bersegmen – segmen / beruas –ruas (artho)
3)      Ukuran tubuhnya bervariasi, ada yang bersifat mikroskopis sampai ada yang beberapa sentimeter panjangnya.
4)      Tubuhnya terdiri atas caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut).
Thoraks (dada) terbagi atas 3 segmen, yaitu:
A.           Prothoraks (bagian depan), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
B.            Mesothoraks (bagian tengah), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
C.            Metathoraks (bagian belakang), terdapat sepasang kaki jalan.
5)      Pada abdomennya biasanya terdapat 6-11 segmen, dan satu ataupun dua sayap.
6)      Alat pencenaan makanannya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, usus akhir, dan anus.
System pencernaan insecta
·            dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan bawah, rahang serta gigi.
·            Dari mulut makanan masuk ke kerongkongan lalu ke tembolok.
·            Dari tembolok makanan yang telah disimpan beberapa waktu masuk ke empedal yang berdinding gigi kitin.
·            Selanjutnya makanan masuk ke lambung.
·            Pada lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim.
·            Makanan yang telah dicerna menjadi sari-sari makanan diserap oleh usus dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
·            Sisa pencernaan sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya, dikeluarkan melalui anus.
7)      Penghancuran makanan terjadi dalam lambung otot.
8)      Pada kepalanya terdapat:Sepasang mata faset (mata majemuk) tetapi ada yang bermata tunggal , Sepasang antena sebagai alat peraba dan Empat pasang alat mulut
9)      Pada serangga betina terdapat ovipositor yang berguna untuk menyimpan telur.
10)  Pada segmen pertama dari abomennya memiliki membran hympanum untuk mendengar
11)  Hewan ini tidak mempunyai zat warna merah, tetapi ada sel darah dan pembuluh
12)  System saraf tangga tali.


II. 2     Klasifikasi     
II. 2. 1      Familia Chrysopidae
1.      Banyak terdapat pada akhir musim panas seagai serangga dewasa dan sering terbang di bawah atap kemudiaan masuk ke dalam rumah untuk melakukan tidur musim dingin (September dan Oktober)
2.      Panjangnya antara 1 – 2,5 cm
3.      Serangga sayap jala hijau, bentuk dewasa berwarna hijau pucat
4.      Keempat sayapnya tembus cahaya serta memantulkan warna pelangi dengan mata besar keemas-emasan
5.      Larva merupakan karnovor aktif.
6.      Makanan terutama kutu daun
7.      Pada beberapa species, larva tertutup kulit-kulit kutu yang sudah mati dan merupakan alat pelindung yang baik terhadap serangan burung.
8.      Contoh species : Sayap jala (  Chrysopa flava  )
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/56/Chrysopidae_3035.jpg/220px-Chrysopidae_3035.jpg

II. 2. 2      Familia Corydalidae
1.      Memiliki ciri yang mencolok yaitu adanya dimorfi seksual (beda bentuk antara jantan dan betina)
2.      Pada jantan, punya mandibula yang sangat panjangdan melengkung, melintang satu dengan yang lainnya
3.      Berkeraat dengan lalat alder, sayap jala, dan undur-undur
4.      Tergolong warga ordo Neuroptera yang paling besar dengan bentangan sayap sampai 10 cm lebih
5.      Umumnya ditemukan dekat aliran sungai dan perairan tawar
6.      Serangga dewasa agaknya tidak makan, tetapi larvanya yang panjangnya 8 cm bersifat karnivor
7.      Contoh species : Lalat dobson (  Corydalis cornutus  )
http://freepages.misc.rootsweb.ancestry.com/~larsonmorgan/neuroptera%20-%20Dobsonfly%20male%20%28Corydalus%29%20%5BMO%2007%5D%202.jpg

II. 2. 3      Familia Raphidiidae
1.      Berkerabat dengan lalat alder
2.      Penampilan bentuk dewasa sangat menonjol, karena segmen pertama pada dada menjulur panjang, sehingga terbentuk suatu bagian ‘tengkuk’ yang mencolok
3.      Denga ovipositor telurnya diselipkan ke dalam relung-relungn di alik kulir luar pohon seperti pohon jarum
4.      Belum dewasa bersifat karnivor, ganas dan giat mencari mangsa berupa serangga bertubuh lunak di balik kulit pohon
5.      Conoth species : Lalat Ular

II. 2. 4      Familia Myrmeleontidae
1.      Berkerabat dengan chrysopidae
2.      Termasuk Endopterygota (Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari dalam dinding dan metemorfosis tidak sempurna)
3.      Mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput dan pembuluh serupa jala
4.      Mempunyai alat mulut menggigit.
5.      Ukurannya relatif kecil, bervariasi antar satu spesies dengan lainnya dengan panjang tubuhnya antara 4-10 cm
6.      Neuroptera mengalami metamorfosa (perubahan bentuk tubuh menuju dewasa) yang sempurna. Hewan undur-undur mengalami proses metamorfosis dari telur, larva, kepompong, hingga menjadi Undur-undur dewasa. Saat dewasa Undur-undur mempunyai sayap dan bisa terbang.
7.      Penampilan Undur-undur dewasa sekilas mirip Capung namun memiliki antena yang panjang. Kemampuan terbang Undur-undur tidak selincah Capung.
8.      Tempat tinggal / Habitat : hidup tersebar di seluruh dunia, terutama daerah bersuhu hangat.
9.      Makanan :
·         Larva undur – undur        : Arthopoda kecil, terutama semut.
·         Undur – undur dewasa    : bervariasi. Sebagian memakan serangga, sedangkan spesies lainnya memakan nektar (sari bunga) dari bunga.
http://4.bp.blogspot.com/-65aTFfUCyBk/TZ7d09g6JlI/AAAAAAAAEBo/QMdU8F0rV_c/s400/undur-undur-makan-semut.jpg
           


Klasifikasi Undur -  undur
Hewan yang kita kenal sebagai Undur-undur lantaran suka bergerak mundur. Nama Undur-undur diberikan lantaran kebiasaan larvanya dalam berjalan mundur saat membuat sarang jebakan. Sedang di beberapa negara Undur-undur disebut sebagai antlion (semut singa) karena kebiasaannya menjebak dan memangsa semut sehingga menjadi “singanya para semut”.
menggali rumah berbentuk corong ternyata hanya larva
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan   : Animalia
Filum        : Arthropoda
Upafilum  : Hexapoda
Kelas        : Insecta
Upakelas  : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Ordo         : Neuroptera
Famili       : Myrmeleontidae
Genus       : Myrmeleon
Species     : Myrmeleon frantalis

II. 3     Siklus hidup
Siklus hidup undur - undur
Undur-undur (antlion) mengalami proses metamorfosis sempurna mulai dari telur, larva, kepompong, hingga Undur-undur dewasa. Perkembangan Undur-undur dimulai ketika betina meletakkan telurnya di dalam tanah berpasir.

Telur undur-undur akan menetas menjadi larva. Larva inilah yang sering kita lihat yang mempunyai tubuh gempal, pipih, berkaki enam, dan memiliki sepasang taring panjang di kepalanya. Larva Undur-undur membuat jebakan di tanah dengan cara bergerak mundur dan memakai tubuhnya untuk menggali hingga akhirnya membentuk sarang jebakannya yang berbentuk seperti corong.
Makanan larva Undur-undur adalah jenis Arthropoda kecil, terutama semut. Yang unik, larva Undur-undur tidak memiliki anus sehingga sisa metabolisme akan disimpan dan baru dikeluarkan ketika mereka sudah menjadi Undur-undur dewasa.
Setelah menjadi larva, hewan Undur-undur (antlion) akan menjadi kepompong atau pupa. Bentuk kepompong Undur-undur mirip butiran pasir yang terkubur hingga beberapa centimeter di dalam tanah. Setelah sekitar satu bulan, kepompong berubah menjadi Undur-undur dewasa dan mulai tumbuh sayap sehingga mampu terbang.
Undur-undur dewasa mulai terbang untuk mencari pasangan dan melakukan perkawinan. Rata-rata usia Undur-undur dewasa hanya sekitar 20-25 hari saja. Makanan Undur-undur dewasa bervariasi. Sebagian spesies memakan serangga, sedangkan spesies lainnya memakan nektar (sari bunga) dari bunga.
Undur-undur dewasa
Undur-undur dewasa yang telah bisa terbang ini akan mencari pasangan untuk melakukan perkawinan. Perkawinan sepasang Undur-undur dilakukan dengan hinggap di pohon. Uniknya, proses kopulasi (senggama) yang dilakukan Undur-undur dengan cara saling melekatkan ujung ekornya mampu berlangsung hingga dua jam. Setelah itu, sang betina akan mencari tempat untuk bertelur.




·      Telur
http://adearisandi.files.wordpress.com/2011/04/ovipositing1.jpg?w=210&h=240Undur – undur  betina bisanya akan meletakkan telur mereka pada tanah dengan tekstur pasir halus atau debu. Telur akan menetas dan berkembang menjadi larva. Ditandai dengan adanya sarang berupa galian tanah.


Ovipositing                 http://biologigonz.blogspot.com/search/label/ARTHROPODA
·      Larva
http://adearisandi.files.wordpress.com/2011/04/larva1.jpg?w=300&h=199Telur undur - undur akan menetas menjadi larva yang kita kenal dengan nama undur-undur atau doodlebug. Undur-undur menghabiskan hampir seluruh hidupnya sebagai larva. Pada tahap ini, undur-undur menggali lubang di pasir halus dan menunggu serangga lain, seperti semut, untuk lewat & jatuh ke dalamnya. Dengan rahangnya yang besar, undur-undur akan menghancurkan tubuh mangsanya hingga cairan tubuhnya keluar dan dihisapnya. Tahap larva berlangsung antara 1 hingga 3 tahun.

Larva
                   
·      Pupa (Kepompong)
Pupa adalah kepompong pada saat undur-undur sudah tidak lagi melakukan kegiatan, pada saat itu juga terjadi penyempurnaan & pembentukan organ. Adanya gumpalan tanah berbentuk bola merupakan ciri undur-undur dalam fase pupa. Proses ini biasanya berlangsung sekitar 3 minggu sampai 1 bulan.
http://adearisandi.files.wordpress.com/2011/04/cocoon.jpg?w=300&h=206
Cocoon
·      Imago
Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Imago biasanya paling aktif di malam hari dan sering bisa dilihat tergantung terbalik di ranting pohon. Makanan imago sebagai dewasa adalah nektar. Fokus utama dari imago undur-undur adalah reproduksi. Imago ini biasanya hidup antara 1 bulan hingga 45 hari. Banyak orang yang tidak tahu kalau bentuk fase dewasa undur-undur adalah capung. Meskipun demikian bentuk tubuh capung undur-undur dengan capung biasa tidak sama. Selain undur-undur yang bertelur di pasir, dan capung yang bertelur di air, ada juga jenis capung lainnya yang bertelur di daun/ranting pohon.
http://adearisandi.files.wordpress.com/2011/04/antlion.jpg?w=300&h=151           


                                         antlion
http://adearisandi.files.wordpress.com/2011/04/dragonfly.jpg?w=300&h=284



Tidak ada komentar:

Posting Komentar